Jumat, 06 November 2015

TOKOH RAIMOND B. CATTEL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Raimond B. Cattel mempunyai keyakinan dasar bahwa kepribadian memiliki banyak sekali dimenasi yang dapat diukur, dan teknik statistic analisis faktor dapat dipakai sebagai sarana untuk mengisolasi variabel-variabel kepribadian itu. Misalnya, seorang pakar kepribadian akan meneliti hipotesa yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai trait di dalam dirinya. Dibuatlah alat ukur untuk mengungkap besaran trait-trait itu didalam diri seseorang. Masalahnya adalah, apakah 30 traits itu saling terpisah, atau ada dua trait atau lebih yang saling berhubungan dan dapat dipandang sebagai satu trait aja? Faktor analisis merupakan prosedur untuk menganalisis seperangkat korelasi antara berbagai skor hasil pengukuran, dengan tujuan memperoleh jumlah trait yang lebih sederhana, untuk kemudian diinterpretasi sebagai struktur dasar dari kepribadian itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan biografi singkat Raimond B. Catttel ?
2.      Jelaskan struktur trait dari Raimond B. Cattel ?
3.      Apa saja dinamika trait Raimond B. Cattel ?
4.      Sebutkan perkembangan kepribadian menurut Raimond B. Cattel ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui biografi singkat Raimond B. Cattel.
2.      Memahami struktur trait Raimond B. Cattel.
3.      Mengetahui dinamika trait menurut Raimond B. Cattel.
4.      Mengetahui perkembangan kepribadian menurut Raimond B. Cattel.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi singkat Raimond B. Cattel
Raymond Bernard Cattell dilahirkan di kota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905. Ketika kecil, Cattel sama seperti anak-anak pada umumnya yaitu memiliki banyak waktu luang untuk bermain diluar. Akan tetapi ketika berusia 9 tahun, Inggris memasuki perang dunia 1 dan sebuah rumah disamping rumah Cattell dijadikan rumah sakit di mana ia melihat orang yang penuh luka dari medan perang di Perancis. Hal itu membuatnya menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang dan membuatnya menjadi serius.
Ia memperoleh gelar B.Sc dari Universitas London pada tahun 1924 dan selanjutnya Ph.D dalam psikologi tahun 1929.Tahun 1928-1931 menjadi Lektor pada University College of South West, Exeter, di Inggris. Kemudian pada tahun 1932-1937 menjadi direktur City Psychological Clinic di Leicester, Inggris. Ia kemudian mendapat gelar D.S.c. oleh Universitas London berkat jasa-jasanya dalam research mengenai kepribadian. Pada tahun 1937-1938 menjadi research associate pada Teacher College di Columbia University, menjadi dosen di 1938-1924 di Clark University dan pada tahun 1942-1944 sebagai dosen pada Harvard University kemudian sejak tahun 1944 menjadi research professor of Psychology pada Illinois University. Raymon B. Cattell meninggal di rumahnya di Honolulu pada tanggal 2 Februari 1998.[1]

B.     Struktur Trait
Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya George W. Allport yakni mengenai trait yang lebih dikembangkan lagi. Trait sendiri yaitu sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan bagian dari kepribadian. Adapun teori dari Cattell dikenal dengan Analisis Faktor, yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada individu.[2]




Trait dapat diklasifikasikan dengan memakai tiga kategori :
1.      Kategori kepemilikan
a.       Trait umum (common trait)
Trait umum adalah trait yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu atau sifat yang dimiliki oleh semua individu atau oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan social yang sama. Misalnya intelegensi, introversi, dan suka berteman.
b.      Trait khusus (unique trait)
Trait khusus adalah trait yang dimiliki satu orang saja atau (bisa juga dimiliki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda).[3]
2.      Kategori kedalaman
a.       Trait permukaan (surface trait)
Trait permukaan adalah sifat yang tampak yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait permukaan yang periang. Sebaliknya remaja yang senang mengkritik orang lain, memandang masa depan selalu suram, dan tampa kelelahan, dikatakan memiliki sifat permukaan depresif.
b.      Trait sumber (source trait)
Trait sumber adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tingkah laku, dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis faktor. Trait sumber ini bisa bersifat konstitusional atau dibawa sejak lahir, dan bersifat bentukan lingkungan.
3.      Kategori modalitas ekspresi
a.       Trait kemampuan (ability)
Adalah menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh: kecerdasan.
b.      Trait temperamen (temperament)
Adalah gaya atau irama tingkah laku. Contoh: ktenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
c.       Trait dinamik (dynamic)
Adalah motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku. Contoh: dorongan, interes, ambisi menguasai sesuatu.[4]

C.    Dinamika Trait
Dinamika dalam hal modalitas ekspresi sebagian besar terikat dengan tempramen, dimana orang hanya berbicara tentang fenomena kekuatan dari suatu kegiatan. Bahasa mengenai dinamika trait sebagai motivasi secara spesisfik, menganalisis asal-muasal penggerak trait, dan saling berhubungan subsidiasi antaara sikap, sentimen, dan sifat keturunan.
1.      Sikap (attitude)
Sikap atau attitude bukan pandangan tentang sesuatu, menolak atau menerima, senang atau tidak senang-tetapi sikap adalah konsep tentang tingkah laku spesifik atau keinginan untuk bertingkah laku tertentu, sebagai respon terhadap situasi.
2.      Dorongan pembawaan
Dorongan atau motif pembawaan oleh Catel disebut erg. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut Erg.
3.      Sentiment
Sentiment sering disebut Cattel Sems akronim dari ‘’Socially shaped ergic manifold’’ (bermacam-macam erg yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur keseimbangan atitud, yang memperoleh energi dari erg tetapi dibentuk oleh hasil belajar.
4.      Kalkulus dinamik
Dari sisi tujuan akhir dari pengembangan teorinya,  Cattel adalah seorang behavioris, yakni ; bahwa psikologi sebagai ilmu bertujuan untuk memahami dan meramalkan tingkah laku. Temprament, trait, abilitas, dan motivasi diukur tidak dalam pengertian sesuatu yang dimiliki inidividu, tetapi lebih dalam pengertian tingkah laku.

D.    Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Cattell yaitu proses belajar yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan dari pada pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Erg berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja atau energi yang digunakan Cattell untuk menempatkan konsep dorongan atau insting. Erg lebih mengarah ke sesuatu yang lebih dasar (primer) atau dibawa sejak lahir. Tahap-tahap perkembangan kepribadian menurut Cattel adalah sebagai berikut :
1.      Tahap bayi atau masa Infancy (0-6 tahun).
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman, perolehan makan dan caranya membuang kotoran.
2.      Tahap anak atau Cildhood (6-14 tahun).
Pada masa ini individu sudah mulai mandiri dari orang tua. Tahap ini dimulai pada keadaan terakhir sebagaimana sebelumnya yaitu ketika menghadapi rintangan, maka terdapat 4 kemungkinan  antara lain:
a.       Meningkatkan aktifitas yang menuju ke pemuasan.
b.      Marah yang dapat mengatasi rintangan selanjutnya menuju ke pemuasan.
c.       Marah yang membuktikan kegagalan dalam menghadapi rintangan.
3.      Tahap adolesen atau Adolescence (14-23 tahun).
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap yang paling bermasalah, dimulai kepada individu yang bereaksi terhadap kemarahan namun tidak dapat mengatasinya, sehingga terjadi 4 kemungkinan, yaitu:
a.       Putus asa atau menyerah.
b.      Takut dan menarik  diri.
c.       Tetap pada agresinya yang tidak efektif.
d.      Lari ke dalam fantasi (pemuasan secara berkhayal)
4.      Tahap kemasakan atau masa Maturity (23-50 tahun).
Secara umum, awal tahapan ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas. Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, pernikahan, dan keluarga.
5.      Tahap usia pertengahan atau middle age (50-60/70 tahun).
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin rentan pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah.
6.      Tahap tua atau senility (60/70-mati)
Tahap final, meliabtkan penyesuain sejumlah kehilangan sampai kematian keluarga dan sahabat, pensiun, kehilangan status di masyarakat sampai mengikuti perasaan kesendirian dan tidak aman.[5]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya George W. Allport yakni mengenai trait yang lebih dikembangkan lagi. Trait sendiri yaitu sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan bagian dari kepribadian. Adapun teori dari Cattell dikenal dengan Analisis Faktor, yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada individu.
Trait dapat diklasifikasikan dengan memakai tiga kategori :
1.      Kategori kepemilikan
a.       Trait umum (common trait)
b.      Trait khusus (unique trait)
2.      Kategori kedalaman
a.       Trait permukaan (surface trait)
b.      Trait sumber (source trait)
3.      Kategori modalitas ekspresi
a.       Trait kemampuan (ability)
b.      Trait temperamen (temperament)
c.       Trait dinamik (dynamic)
Perkembangan kepribadian menurut Cattell yaitu proses belajar yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan dari pada pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Erg berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja atau energi yang digunakan Cattell untuk menempatkan konsep dorongan atau insting. Erg lebih mengarah ke sesuatu yang lebih dasar (primer) atau dibawa sejak lahir. Tahap-tahap perkembangan kepribadian menurut Cattel adalah sebagai berikut :
1.      Tahap bayi atau masa Infancy (0-6 tahun).
2.      Tahap anak atau Cildhood (6-14 tahun).
3.      Tahap adolesen atau Adolescence (14-23 tahun).
4.      Tahap kemasakan atau masa Maturity (23-50 tahun).
5.      Tahap usia pertengahan atau middle age (50-60/70 tahun).
6.      Tahap tua atau senility (60/70-mati)



[1] Daniel Cervone dan Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, (Salemba Humanika: Jakarta, 2011), h. 306.
[2] Alwisol, Psikologi Kepribadian, (UMM Press: Malang, 2009), h. 235.
[3] Ibid,. h. 237.
[4] Ibid,. h. 238.
[5] Ibid,. h. 247-248.

0 komentar:

Posting Komentar

 

KUMPULAN MAKALAH KULIAH Template by Ipietoon Cute Blog Design