BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Raimond B. Cattel
mempunyai keyakinan dasar bahwa kepribadian memiliki banyak sekali dimenasi
yang dapat diukur, dan teknik statistic analisis faktor dapat dipakai sebagai
sarana untuk mengisolasi variabel-variabel kepribadian itu. Misalnya, seorang
pakar kepribadian akan meneliti hipotesa yang menyatakan bahwa manusia itu
mempunyai trait di dalam dirinya. Dibuatlah alat ukur untuk mengungkap besaran
trait-trait itu didalam diri seseorang. Masalahnya adalah, apakah 30 traits itu
saling terpisah, atau ada dua trait atau lebih yang saling berhubungan dan
dapat dipandang sebagai satu trait aja? Faktor analisis merupakan prosedur
untuk menganalisis seperangkat korelasi antara berbagai skor hasil pengukuran,
dengan tujuan memperoleh jumlah trait yang lebih sederhana, untuk kemudian
diinterpretasi sebagai struktur dasar dari kepribadian itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan biografi
singkat Raimond B. Catttel ?
2. Jelaskan struktur
trait dari Raimond B. Cattel ?
3. Apa saja dinamika
trait Raimond B. Cattel ?
4. Sebutkan
perkembangan kepribadian menurut Raimond B. Cattel ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
biografi singkat Raimond B. Cattel.
2. Memahami struktur
trait Raimond B. Cattel.
3. Mengetahui
dinamika trait menurut Raimond B. Cattel.
4. Mengetahui perkembangan
kepribadian menurut Raimond B. Cattel.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
singkat Raimond B. Cattel
Raymond Bernard Cattell dilahirkan di kota Staffordshire, Inggris
pada tahun 1905. Ketika kecil, Cattel sama seperti anak-anak pada umumnya yaitu
memiliki banyak waktu luang untuk bermain diluar. Akan tetapi ketika berusia 9
tahun, Inggris memasuki perang dunia 1 dan sebuah rumah disamping rumah Cattell
dijadikan rumah sakit di mana ia melihat orang yang penuh luka dari medan
perang di Perancis. Hal itu membuatnya menjadi lebih sadar betapa singkatnya
hidup seseorang dan membuatnya menjadi serius.
Ia memperoleh gelar B.Sc dari Universitas London pada tahun
1924 dan selanjutnya Ph.D dalam psikologi tahun 1929.Tahun 1928-1931 menjadi
Lektor pada University College of South West, Exeter, di Inggris. Kemudian pada
tahun 1932-1937 menjadi direktur City Psychological Clinic di Leicester, Inggris.
Ia kemudian mendapat gelar D.S.c. oleh Universitas London berkat jasa-jasanya
dalam research mengenai kepribadian. Pada tahun 1937-1938 menjadi research
associate pada Teacher College di Columbia University, menjadi dosen di
1938-1924 di Clark University dan pada tahun 1942-1944 sebagai dosen pada
Harvard University kemudian sejak tahun 1944 menjadi research professor of
Psychology pada Illinois University. Raymon B. Cattell meninggal di rumahnya di
Honolulu pada tanggal 2 Februari 1998.[1]
B. Struktur Trait
Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya George W.
Allport yakni mengenai trait yang
lebih dikembangkan lagi. Trait
sendiri yaitu sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan
bagian dari kepribadian. Adapun teori dari Cattell dikenal dengan Analisis Faktor,
yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada
individu.[2]
Trait dapat diklasifikasikan dengan memakai tiga kategori :
1. Kategori kepemilikan
a. Trait umum (common trait)
Trait umum adalah trait yang
dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu atau sifat yang
dimiliki oleh semua individu atau oleh sekelompok individu yang hidup dalam
lingkungan social yang sama. Misalnya intelegensi, introversi, dan suka
berteman.
b. Trait khusus (unique trait)
Trait khusus adalah trait yang
dimiliki satu orang saja atau (bisa juga dimiliki oleh beberapa orang dengan
kombinasi antar trait yang berbeda).[3]
2. Kategori kedalaman
a. Trait permukaan (surface trait)
Trait permukaan adalah sifat yang
tampak yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya remaja yang
lincah, menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yang menarik,
mungkin dapat dikatakan memiliki trait permukaan yang periang. Sebaliknya
remaja yang senang mengkritik orang lain, memandang masa depan selalu suram,
dan tampa kelelahan, dikatakan memiliki sifat permukaan depresif.
b. Trait sumber (source trait)
Trait sumber adalah elemen-elemen
dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung
dari amatan tingkah laku, dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis
faktor. Trait sumber ini bisa bersifat konstitusional atau dibawa sejak lahir,
dan bersifat bentukan lingkungan.
3. Kategori modalitas ekspresi
a. Trait kemampuan (ability)
Adalah menentukan keefektifan
seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh: kecerdasan.
b. Trait temperamen (temperament)
Adalah gaya atau irama tingkah laku.
Contoh: ktenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.
c. Trait dinamik (dynamic)
Adalah motivasi atau kekuatan
pendorong tingkah laku. Contoh: dorongan, interes, ambisi menguasai sesuatu.[4]
C. Dinamika Trait
Dinamika dalam hal modalitas ekspresi sebagian besar terikat dengan tempramen, dimana orang
hanya berbicara tentang fenomena kekuatan dari suatu kegiatan. Bahasa mengenai
dinamika trait sebagai motivasi secara spesisfik, menganalisis asal-muasal penggerak trait, dan saling
berhubungan subsidiasi antaara sikap, sentimen, dan sifat keturunan.
1. Sikap (attitude)
Sikap atau attitude bukan pandangan
tentang sesuatu, menolak atau menerima, senang atau tidak senang-tetapi sikap
adalah konsep tentang tingkah laku spesifik atau keinginan untuk bertingkah
laku tertentu, sebagai respon terhadap situasi.
2. Dorongan pembawaan
Dorongan atau motif pembawaan oleh
Catel disebut erg. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut
Erg.
3. Sentiment
Sentiment sering disebut Cattel
Sems akronim dari ‘’Socially shaped ergic manifold’’ (bermacam-macam
erg yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur
keseimbangan atitud, yang memperoleh energi dari erg tetapi dibentuk oleh hasil
belajar.
4. Kalkulus dinamik
Dari sisi tujuan akhir dari
pengembangan teorinya, Cattel adalah
seorang behavioris, yakni ; bahwa psikologi sebagai ilmu bertujuan untuk
memahami dan meramalkan tingkah laku. Temprament, trait, abilitas, dan motivasi
diukur tidak dalam pengertian sesuatu yang dimiliki inidividu, tetapi lebih
dalam pengertian tingkah laku.
D. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Cattell yaitu proses
belajar yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan dari pada pola
tingkah laku yang didorong oleh erg. Erg berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja atau energi yang digunakan Cattell untuk
menempatkan konsep dorongan atau insting. Erg
lebih mengarah ke sesuatu yang lebih dasar (primer) atau dibawa sejak lahir.
Tahap-tahap perkembangan kepribadian menurut Cattel adalah sebagai berikut :
1. Tahap bayi atau masa Infancy
(0-6 tahun).
Periode pembentukan yang terpenting
dalam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh
orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman,
perolehan makan dan caranya membuang kotoran.
2. Tahap anak atau Cildhood
(6-14 tahun).
Pada masa ini individu sudah mulai
mandiri dari orang tua. Tahap ini dimulai pada keadaan terakhir sebagaimana
sebelumnya yaitu ketika menghadapi rintangan, maka terdapat 4 kemungkinan antara lain:
a. Meningkatkan aktifitas yang menuju
ke pemuasan.
b. Marah yang dapat mengatasi rintangan
selanjutnya menuju ke pemuasan.
c. Marah yang membuktikan kegagalan
dalam menghadapi rintangan.
3. Tahap adolesen atau Adolescence
(14-23 tahun).
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap
yang paling bermasalah, dimulai kepada individu yang bereaksi terhadap
kemarahan namun tidak dapat mengatasinya, sehingga terjadi 4 kemungkinan, yaitu:
a. Putus asa atau menyerah.
b. Takut dan menarik diri.
c. Tetap pada agresinya yang tidak
efektif.
d. Lari ke dalam fantasi (pemuasan
secara berkhayal)
4. Tahap kemasakan atau masa Maturity
(23-50 tahun).
Secara umum, awal tahapan ini
ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas. Pada umumnya orang
pada usia itu menyiapkan karir, pernikahan, dan keluarga.
5. Tahap usia pertengahan atau middle
age (50-60/70 tahun).
Ada perubahan penyesuaian dalam
kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal.
Kesehatan dan kekuatan semakin rentan pada tahap ini, begitu pula dengan daya
tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah.
6. Tahap tua atau senility
(60/70-mati)
Tahap final, meliabtkan penyesuain
sejumlah kehilangan sampai kematian keluarga dan sahabat, pensiun, kehilangan
status di masyarakat sampai mengikuti perasaan kesendirian dan tidak aman.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya George W.
Allport yakni mengenai trait yang
lebih dikembangkan lagi. Trait
sendiri yaitu sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan
bagian dari kepribadian. Adapun teori dari Cattell dikenal dengan Analisis Faktor,
yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada individu.
Trait dapat diklasifikasikan dengan memakai tiga kategori :
1. Kategori kepemilikan
a. Trait umum (common trait)
b. Trait khusus (unique trait)
2. Kategori kedalaman
a. Trait permukaan (surface trait)
b. Trait sumber (source trait)
3. Kategori modalitas ekspresi
a. Trait kemampuan (ability)
b. Trait temperamen (temperament)
c. Trait dinamik (dynamic)
Perkembangan kepribadian menurut Cattell yaitu proses
belajar yang merupakan kejadian-kejadian sebagai penjelmaan dari pada pola
tingkah laku yang didorong oleh erg. Erg berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja atau energi yang digunakan Cattell untuk
menempatkan konsep dorongan atau insting. Erg
lebih mengarah ke sesuatu yang lebih dasar (primer) atau dibawa sejak lahir.
Tahap-tahap perkembangan kepribadian menurut Cattel adalah sebagai berikut :
1. Tahap bayi atau masa Infancy
(0-6 tahun).
2. Tahap anak atau Cildhood
(6-14 tahun).
3. Tahap adolesen atau Adolescence
(14-23 tahun).
4. Tahap kemasakan atau masa Maturity
(23-50 tahun).
5. Tahap usia pertengahan atau middle
age (50-60/70 tahun).
6. Tahap tua atau senility
(60/70-mati)
0 komentar:
Posting Komentar