BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menumbuhkan
jiwa kepemimpinan dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari baik di sekolah
maupun di rumah. Khusus untuk di sekolah dapat dilakukan melalui mata pelajaran
dan ekstrakulikuler yang
terdapat di
sekolah. Bila anak berusaha mengimplementasikan ilmu yang didapat di sekolah
dalam kehidupan sehari-hari di rumah, berarti sudah berupaya menumbuhkan jiwa
kepemimpinan karena ia telah berusaha untuk sesuai dengan aturan yang telah
dipelajari di sekolah. Contoh dalam mata pelajaran, melalui pelajaran sains
anak mengetahui bahwa tubuhnya membutuhkan gizi yang seimbang. Ketika di rumah
ia makan nasi dengan ayam dan sayur mayur, berarti ia sudah memenuhi aturan
gizi seimbang untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Contoh dalam
ekstrakulikuler, salah satunya melalui organisasi Paskibra. Ketika diajarkan
mengenai latihan kepemimpinan yang berupa disiplin, tanggung jawab dan
lain-lain, mereka mampu menanamkannya baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa
cara untuk menstimulasi jiwa pemimpin di usia sekolah:
1. Jujur
Jujur
adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Kejujuran juga ditumbuhkan dalam komitmen mengerjakan tugas dengan jerih
payahnya sendiri serta kemampuan menahan godaan untuk tidak melanggar hak dan milik
orang lain.
2. Integritas
Integritas
adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh
dedikasi.
3. Adil
Sikap percaya
kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok dapat timbul karena adanya kepercayaan
mereka terhadap pemimpinnya. Karena mereka menaruh kepercayaan kepada pemimpin,
maka akan menjalankan semua kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab.
Untuk menimbulkan sikap patuh yang demikian, pemimpin harus patuh pula pada
diri sendiri, selalu menepati janji, tidak lekas mengubah haluan, hati-hati
dalam mengambil putusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani mengakui
kesalahan dan kekurangan sendiri, dan sebagainya. Dengan kata lain pemimpin
hendaknya jujur, adil, dan dapat dipercaya. Pemimpin hendaklah konsekuen
terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri selalu berusaha agar sikap dan
tindakan tidak bertentangan dengan perkataan, menjaga satu kata dengan
perbuatan.
4. Pemberani
5. Kerja sama
Kemampuan
bekerja sama dengan orang lain sekaligus melakukan koordinasi tugas dengan
teman satu tim merupakan salah satu bentuk kepemimpinan. Seorang pemimpin yang
baik, tentunya akan menggunakan bahasa yang sopan dan tegas dalam menyampaikan
perintah.
Pada pembahasan ini,
Saya akan menjelaskan mengenai organisasi Paskibra yang pernah Saya tekuni pada
tahun 2008 pada saat saya kelas dua MTs. Saya akan menguraikan visi misi,
tujuan, bentuk kepemimpinan dan program-program yang kami laksanakan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa arti kepemimpinan ?
2.
Apa fungsi pemimpin dalam kelompok?
3.
Apa bentuk-bentuk kepemimpinan ?
4.
Jelaskan kepemimpinan Paskibra MTsN 6
Jakarta tahun 2008 ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui kepemimpinan dalam Paskibra.
2.
Mengetahui fungsi pemimpin Paskibra.
3.
Memahami bentuk kepemimpinan di
Paskibra.
4.
Mengetahui kepemimpinan Paskibra MTsN 6
Jakarta tahun 2008.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Di
dalam suatu organisasi peran seorang pemimpin sangat penting. Hal ini
disebabkan karena seorang pemimpin adalah otak organisasi. Pemimpin organisasi
selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan tujuan
organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin dan
gaya pemimpin dalam organisasi. Menurut Winardi, kepemimpinan adalah
hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk
bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin. Sementara menurut
Agus Dhanna,
kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi efektivitas kerja seorang atau kelompok orang
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
B.
Fungsi
Pemimpin dalam Kelompok
Kartini Kartono menyatakan bahwa
pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Dalam adanya kekuatan saling mempengaruhi diantara semua
anggota kelompok dan pemimpinnya, maka timbullah dinamika kelompok dalam wujud
bermacam-macam usaha dan tingkah laku yang kompleks. Dalam kekomplekan tingkah
laku ini, jelas diperlukan pemimpin dan kepemimpinan. Fungsi atau tugas seorang
pemimpin dalam kelompok ialah :
1.
Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi
yang lancer, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.
2.
Menyesuaikan ideology, ide, fikiran, dan
ambisi anggota-anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin.
3.
Memberikan rasa aman dan status yang
jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi
penuh.
4.
Memanfaatkan dan mengoptimalkan
kemampuan, bakat, dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan
berprestasi.
5.
Menegakkan peraturan, larangan,
disiplin, dan norma-norma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisir
konflik dan perbedaan-perbedaan.
6.
Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan
memilih tujuan-tujuan kelompok sambil menentukan sarana dan cara-cara
operasional guna mencapainya.
7.
Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan
kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas.
C.
Bentuk-bentuk
atau Gaya Kepemimpinan
Menurut
Fremont E. Kast dan Janes E. Rosenzweig ada 3 gaya kepemimpinan
dalam kelompok yang relatif menonjol, yaitu :
1. Kepemimpinan
gaya otoriter
Adalah suatu kepemimpinan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin.
Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara pasti, menuntut
kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup,
bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan
untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya.
2. Kepemimpinan
gaya demokratis
Adalah suatu gaya
kepemimpinan di mana guru dilibatkan dalam penentuan sasaran strategi dalam
pembagian tugas. Dengan ciri tersebut seperti memperhatikan pandangan bawahan,
memberikan bimbingan pada masa-masa yang timbul dan melibatkan perasaan sendiri
dalam membantu bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
3.
Kepemimpinan gaya liberal
Adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
diserahkan pada bawahan. Ciri kepemimpinan ini yaitu bawahan menentukan tujuan
dan mengambil keputusan sendiri, pemimpin hanya memberikan nasehat atau
pengarahan sejauh yang diminta saja.
Dari
ketiga gaya kepemimpinan di atas pada prinsipnya semuanya baik tergantung pada
situasi yang terjadi. Kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan
normal. Sedangkan dalam keadaan darurat kepemimpinan otokratik akan lebih baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
BAB III
LAPORAN KEPEMIMPINAN
ORGANISASI PASKIBRA DI MTSN 6
JAKARTA TIMUR TAHUN 2008
A.
Visi,
Misi dan Profil Paskibra MTsN 6 Jakarta Tahun 2008
Visi
1.
Terciptanya Organisasi yang berkualitas
dan professional dalam mengambil sikap untuk mencetak generasi penerus bangsa
yang bertakwa, beriman, dan bertanggung jawab.
Misi
1.
Bertakwa kepada Allah SWT.
2.
Menciptakan citra sebagai lembaga
organisasi yang baik.
3.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.
4.
Mengoptimalkan pembelajaran sikap
disiplin di sekolah.
Profil
Paskibra MTsN 6 Jakarta Tahun 2008 :
1.
Enggal wahyu sari sebagai Koordinator.
2.
Abila Duana sebagai Wakil Koordinator.
3.
Nur Oktavia Sari Perdani sebagai
Bendahara I.
4.
Fajris Saida sebagai Bendahara II.
5.
Syarifah Amalia sebagai Sekertaris I.
6.
Zubaedah sebagai sekertaris II.
7.
Rizky Fatmala sebagai humas I.
8.
Syifa Rizkiani sebagai humas II.
9.
Achmad Rifai sebagai binlat (bimbingan
dan pelatihan lapangan) I.
10.
Hoirunnisa sebagai binlat (bimbingan dan
pelatihan lapangan) II.
11.
M.Faisal sebagai binlat (bimbingan dan
pelatihan lapangan) III.
12.
Fitriana Lisnawati sebagai
kesekretariatan I.
13.
Yunita Dwi Andini sebagai
kesekretariatan II.
B.
Kepemimpinan
dalam Paskibra
Paskibra adalah
pasukan pengibar bendera. Pengertian paskibra adalah sekelompok siswa-siswi
yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih pada hari senin atau
hari-hari besar lainnya. Dalam Paskibra dibutuhkan kepemimpinan yang identik
dengan ketegasan dan kedisiplinan. Kepemimpinan
dalam Paskibra sama halnya dengan pengertian kepemimpinan pada umumnya. Hanya
saja kepemimpinan dalam Paskibra lebih mengedepankan solideritas atau kebersamaan
di dalam suatu angkatan. Untuk menjadi seorang pemimpin dalam Paskibra bukan
suatu hal yang mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui jika ingin
menjadi koordinator atau pemimpin dalam Paskibra. Didalam Paskibra dapat
disebut kepemimpinan yang berhasil, jika memiliki kekompakan disetiap
gerakannya dan memiliki kebersamaan yang tinggi disetiap anggotanya.
Menumbuhkan kekompakan dalam satu pasukan bukan merupakan hal yang mudah, dan
dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dibutuhkan pengorbanan yang berat sampai
keringat dan air mata bercucuran. Begitu banyak ajaran yang kami dapatkan yang
membuat kami dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak kompak menjadi kompak dan
dari tidak adanya kebersamaan menjadi kebersamaan yang tinggi.
C.
Fungsi pemimpin dalam Paskibra
Fungsi
pemimpin dalam Paskibra tidak beda jauh dengan fungsi pemimpin dalam kelompok.
Seorang pemimpin harus mencontohkan hal yang baik kepada anggotanya, karena
segala perilaku pemimpin selalu dilihat oleh anggotanya dan sangat berpengaruh bagi
organisasi didalamnya. Seorang pemimpin dalam Paskibra tidak hanya mampu
berkata-kata dengan lantang, tetapi juga harus membawa anggota-anggotanya kepada
keberhasilan yang positif, dan harus mempunyai wawasan yang luas mengenai dunia
kepaskibraan. Begitu banyak tantangan yang dihadapi anggota Paskibra, salah
satunya adalah mengenai seleksi alam, dimana para anggota Paskibra sudah mulai
merasa lelah dan ingin mundur dari organisasi Paskibra. Pada saat-saat seperti
itulah tugas pemimpin atau koordinator Paskibra sangat diperlukan dan sangat
terlihat apakah pemimpin tersebut bijaksana atau tidak, karena pada saat itu
pemimpin dituntut untuk bersikap bijaksana, kebersamaan, adil, tidak egois dan
teguh dalam mengambil keputusan. Karena didalam Paskibra itu ada sebutan “Satu
Tubuh”, jadi jika diantara kami ada yang keluar, sama saja dengan ada salah
satu bagian tubuh kami yang hilang, dan secara tidak langsung kami harus
mempertahankan orang-orang yang merasa ingin keluar dari Paskibra.
D.
Bentuk
kepemimpinan dalam Paskibra
Bentuk
kepemimpinan yang lebih dikedepankan adalah bentuk kepemimpinan otoriter. Yang
artinya adalah
suatu kepemimpinan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan,
diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi
secara pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan
pengawasan tertutup, bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan,
ancaman dan kekuasaan untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya. Memang terkesan sangat
kejam, tetapi menurut saya itu hal yang wajar, karena jika tidak diberlakukan bentuk
kepemimpinan otoriter, maka bukan Paskibra namanya. Tujuan dilakukannya gaya
kepemimpinan otoriter di dalam Paskibra adalah untuk membuat anggota Paskibra
menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, tegas, solider atau kebersamaan yang
tinggi, dan dapat membuat badan terasa lebih sehat dan kuat, karena latihan
yang kami jalani.
E.
Kegiatan-kegiatan dalam
Paskibra
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di Paskibra MTsN 6 Jakarta tahun 2008 berupa :
1. Latihan setiap seminggu
sekali pada hari Sabtu.
2. Pelantikan Lencana yang
dilakukan di sekolah.
3. Pelantikan Topi yang
dilakukan di sekolah.
4. Mengikuti beberapa
perlombaan :
a. Di SMAN 67 Halim
Jakarta Timur, Juara Harapan I.
b.
Di MAN 6 Jakarta Timur, Juara II.
c.
Exnaskamtaba (lubang buaya) Jakarta Timur.
Juara II.
d.
Di SMAN 51 (nama acaranya AMPERA) Jakarta
Timur.
e.
Dan lain-lain.
5. Setiap bulan puasa
mengadakan acara BUKBER (Buka Bersama) di salah satu rumah anggota Paskibra.
6. Latihan Gabungan
(latgap) antar beberapa sekolah di MTsN 6 Jakarta.
7. Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang dilaksanakan di puncak.
F. Materi Singkat kePaskibraan
Paskibra adalah pasukan pengibar bendera, yang bertugas setiap
diadakannya upacara bendera, paskibra selalu ada di setiap sekolah-sekolah umum
baik negeri maupun swasta, dengan kata lain paskibra adalah sekelompok siswa-siswi
yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari senin atau
hari-hari besar lainnya. Pertama kali masuk paskibra rasanya agak menyesal
namun setelah berjalan cukup lama ternyata menyenangkan, banyak pengalaman yang
tidak bisa ditukarkan dengan apapun, karena pengalaman adalah hal yang
paling berharga dalam kehidupan. Dengan banyaknya pengalaman kita bisa
bertambah dewasa untuk menentukan jalan hidup kita mau kemana arahnya.
Seorang paskibra harus mempunyai karakter kepribadian yang baik,
empati dalam bersikap, cermat dalam merancang, akurat dan tepat pada sasaran,
mantap dalam melangkah, aktif dalam bertindak atau proaktif, bertata krama, sopan,
bersikap nasionalosme dan amanah. Didalam paskibra memiliki aturan untuk setiap
perlengkapan yang digunakan yaitu :
1. Tinggi Tiang Bendera Tingkat Nasional : 17,5 meter. Lebar
Bendera Pusaka Tingkat Nasional : 2x3 meter.
2. Tingi Tiang Bendera Tingkat Sekolah : 7 meter. Lebar Bendera
Pusaka Tingkat Sekolah : 1,20 x 2,80 meter.
Arti
penting 3 lipatan Bendera adalah Belajar, Berlatih dan bekerja. PBB atau
Peraturan Baris-Berbaris adalah suatu sikap yang tangkas dalam mewujudkan suatu
ketahan mental dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah di berikan
kapadanya. Didalam PBB terdapat 9 gerakan dasar di tempat yaitu : Sikap sempurna,
Lencang (kanan / kiri), Berhitung, Teknik berkumpul, Periksa kerapian, Teknik
bubar, Istirahat, Perubahan arah, Buka tutup barisan. Pengibar bendera
pusaka pertama kali di indonesia adalah : latif hendraningrat, sukarni dan M.Suhud.
Pada hari
senin atau hari-hari besar lain, biasanya seorang paskibra melakukan tugasnya.
Sebagai seorang PASKIBRA Wajib atau Mampu mengibarkan Bendera Merah Putih dengan
Bik dan Penuh Tangung Jawab. Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang pengibar
bendera yang baik diantaranya memiliki postur tubuh yang baik, mempunyai daya
nalar yang baik, menguasai PBB dengan baik. Dalam pengibaran bendera biasanya
digunakan waktu atau bentuk formasi agar lebih memperindah cara pengibaran
bendera. Minimal yang mengibarkan bendera merah putih ada 3 orang diantaranya :
sebelah kanan sebai pengebet, sebelah kiri sebagai pembawa bendera, sebelah
kiri sebagai penggerek. Formasi yang biasa digunakan yaitu formasi 9,
12,15,16,18, 21, 45, dan lain-lain.
Didalam
paskibra ada tingkatan-tingkatan menuju istana merdeka. Seorang paskibra yang
baik akan mendedikasikan seluruh kegiatanya untuk paskibra. Tingkatan-tingkatan
dalam Paskibra :
1. Paskibra sekolah (tingkatan yang paling sederhana)
Yang
tugasnya hanya mengibarkan bendera pusaka pada har senin atau hari-hari besar
lainnya di sekolah.
2. Pasikbraka (pasukan pengibar bendera pusaka) wilayah (tingkatan
menengah).
Untuk
masuk kedalam paskibraka wilayah dibutuhkan banyak pertimbangan karena
penyeleksiaannya yang ketat dan butuh fisik yang kuat untuk bisa terpilih
sebagai paskibraka wilayah, tetapi tak jarang bagi para paskibra yang gagal
masuk seleksi paskibraka DKI hanya bernaung menjadi paskibraka wilayah.
Paskibraka wilayah bertugas mengibarkan bendera di tingkat wilayah provinsi
seperti kanwil dan departemen agama semua tranportasi akan di biayai oleh departemen
agama.
3. Paskibraka DKI (tingkatan atas pertama)
Untuk
masuk menjadi anggota paskibra DKI tidaklah semudah membalikan telapak tangan, karena
akan banyak pertimbangan melebihi kegiatan yang ada di paskibraka wilayah. Untuk
menuju paskibraka DKI pertama yang harus dilakukan adalah mengikuti 2 kegiatan
pemula yang utama yaitu GLASILA dan GLADICAKA. Glasila untuk tingkat SMP
sedangkan Gladicaka untuk tingkat SMA. Setelah seorang paskibra mengikuti
kegiatan pelatihan gabungan tersebut selama 3 hari di jakarta pusat ciracas,
kita akan mendapatkan sertifikat dan lencana sebagai tanda bahwa kita sudah
mengikuti pelatihan gabungan tersebut.
4. Paskibraka Nasional (tingkatan kedua yang paling atas)
Banyak
paskibra yang gagal untuk bisa masuk kedalam paskibraka Nasional ini, karena
untuk bisa masuk kedalam paskibraa nasional sangatlah super ketat. Para senior
yang menyeleksi rata-rata adalah dari anggota kepolisian dan abri. Walaupun
bukan untuk menjadi anggota polisi ataupun abri, tetapi disisi lain anggota
paskibra didik dan dilatih bagaimana cara mengibarkan bendera pusaka yang benar
dan menghindari banyak kesalahan. Paskibraka nasional bertugas mengibarkan
bendera pusaka merah putih di istana negara. Tak dapat dipungkiri, banyak yang
gagal saat seleksi untuk masuk kedalam paskibraka nasional, karena hanya di
pilih satu dari yang terbaik untuk mewakili daerah di mana dia bersekolah.
FOTO BEBERAPA ANGGOTA
PASKIBRA MTSN6 JAKARTA TAHUN 2008

0 komentar:
Posting Komentar