Jumat, 06 November 2015

LAPORAN MENGENAI KEPEMIMPINAN PASKIBRA MTSN 6 JAKARTA TIMUR TAHUN 2008

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Khusus untuk di sekolah dapat dilakukan melalui mata pelajaran dan ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah. Bila anak berusaha mengimplementasikan ilmu yang didapat di sekolah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, berarti sudah berupaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan karena ia telah berusaha untuk sesuai dengan aturan yang telah dipelajari di sekolah. Contoh dalam mata pelajaran, melalui pelajaran sains anak mengetahui bahwa tubuhnya membutuhkan gizi yang seimbang. Ketika di rumah ia makan nasi dengan ayam dan sayur mayur, berarti ia sudah memenuhi aturan gizi seimbang untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Contoh dalam ekstrakulikuler, salah satunya melalui organisasi Paskibra. Ketika diajarkan mengenai latihan kepemimpinan yang berupa disiplin, tanggung jawab dan lain-lain, mereka mampu menanamkannya baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa cara untuk menstimulasi jiwa pemimpin di usia sekolah:
1.      Jujur
Jujur adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kejujuran juga ditumbuhkan dalam komitmen mengerjakan tugas dengan jerih payahnya sendiri serta kemampuan menahan godaan untuk tidak melanggar hak dan milik orang lain.
2.      Integritas
Integritas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh dedikasi.
3.      Adil
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok dapat timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap pemimpinnya. Karena mereka menaruh kepercayaan kepada pemimpin, maka akan menjalankan semua kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab. Untuk menimbulkan sikap patuh yang demikian, pemimpin harus patuh pula pada diri sendiri, selalu menepati janji, tidak lekas mengubah haluan, hati-hati dalam mengambil putusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani mengakui kesalahan dan kekurangan sendiri, dan sebagainya. Dengan kata lain pemimpin hendaknya jujur, adil, dan dapat dipercaya. Pemimpin hendaklah konsekuen terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri selalu berusaha agar sikap dan tindakan tidak bertentangan dengan perkataan, menjaga satu kata dengan perbuatan.
4.      Pemberani
5.      Kerja sama
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain sekaligus melakukan koordinasi tugas dengan teman satu tim merupakan salah satu bentuk kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik, tentunya akan menggunakan bahasa yang sopan dan tegas dalam menyampaikan perintah.
Pada pembahasan ini, Saya akan menjelaskan mengenai organisasi Paskibra yang pernah Saya tekuni pada tahun 2008 pada saat saya kelas dua MTs. Saya akan menguraikan visi misi, tujuan, bentuk kepemimpinan dan program-program yang kami laksanakan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa arti kepemimpinan ?
2.      Apa fungsi pemimpin dalam kelompok?
3.      Apa bentuk-bentuk kepemimpinan ?
4.      Jelaskan kepemimpinan Paskibra MTsN 6 Jakarta tahun 2008 ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui kepemimpinan dalam Paskibra.
2.      Mengetahui fungsi pemimpin Paskibra.
3.      Memahami bentuk kepemimpinan di Paskibra.
4.      Mengetahui kepemimpinan Paskibra MTsN 6 Jakarta tahun 2008.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpinan
Di dalam suatu organisasi peran seorang pemimpin sangat penting. Hal ini disebabkan karena seorang pemimpin adalah otak organisasi. Pemimpin organisasi selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin dan gaya pemimpin dalam organisasi. Menurut Winardi, kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin. Sementara menurut Agus Dhanna, kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi efektivitas kerja seorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
B.     Fungsi Pemimpin dalam Kelompok
Kartini Kartono menyatakan bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Dalam adanya kekuatan saling mempengaruhi diantara semua anggota kelompok dan pemimpinnya, maka timbullah dinamika kelompok dalam wujud bermacam-macam usaha dan tingkah laku yang kompleks. Dalam kekomplekan tingkah laku ini, jelas diperlukan pemimpin dan kepemimpinan. Fungsi atau tugas seorang pemimpin dalam kelompok ialah :
1.      Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang lancer, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.
2.      Menyesuaikan ideology, ide, fikiran, dan ambisi anggota-anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin.
3.      Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi penuh.
4.      Memanfaatkan dan mengoptimalkan kemampuan, bakat, dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berprestasi.
5.      Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan norma-norma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisir konflik dan perbedaan-perbedaan.
6.      Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan-tujuan kelompok sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna mencapainya.
7.      Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas.
C.    Bentuk-bentuk atau Gaya Kepemimpinan
Menurut Fremont E. Kast dan Janes E. Rosenzweig ada 3 gaya kepemimpinan dalam kelompok yang relatif menonjol, yaitu :
1.      Kepemimpinan gaya otoriter
Adalah suatu kepemimpinan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup, bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya.
2.      Kepemimpinan gaya demokratis
Adalah suatu gaya kepemimpinan di mana guru dilibatkan dalam penentuan sasaran strategi dalam pembagian tugas. Dengan ciri tersebut seperti memperhatikan pandangan bawahan, memberikan bimbingan pada masa-masa yang timbul dan melibatkan perasaan sendiri dalam membantu bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
3.      Kepemimpinan gaya liberal
Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan pada bawahan. Ciri kepemimpinan ini yaitu bawahan menentukan tujuan dan mengambil keputusan sendiri, pemimpin hanya memberikan nasehat atau pengarahan sejauh yang diminta saja.
Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas pada prinsipnya semuanya baik tergantung pada situasi yang terjadi. Kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan normal. Sedangkan dalam keadaan darurat kepemimpinan otokratik akan lebih baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan.
BAB III
LAPORAN KEPEMIMPINAN
ORGANISASI PASKIBRA DI MTSN 6 JAKARTA TIMUR TAHUN 2008

A.    Visi, Misi dan Profil Paskibra MTsN 6 Jakarta Tahun 2008
Visi
1.      Terciptanya Organisasi yang berkualitas dan professional dalam mengambil sikap untuk mencetak generasi penerus bangsa yang bertakwa, beriman, dan bertanggung jawab.
Misi
1.      Bertakwa kepada Allah SWT.
2.      Menciptakan citra sebagai lembaga organisasi yang baik.
3.      Menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.
4.      Mengoptimalkan pembelajaran sikap disiplin di sekolah.

Profil Paskibra MTsN 6 Jakarta Tahun 2008 :
1.      Enggal wahyu sari sebagai Koordinator.
2.      Abila Duana sebagai Wakil Koordinator.
3.      Nur Oktavia Sari Perdani sebagai Bendahara I.
4.      Fajris Saida sebagai Bendahara II.
5.      Syarifah Amalia sebagai Sekertaris I.
6.      Zubaedah sebagai sekertaris II.
7.      Rizky Fatmala sebagai humas I.
8.      Syifa Rizkiani sebagai humas II.
9.      Achmad Rifai sebagai binlat (bimbingan dan pelatihan lapangan) I.
10.  Hoirunnisa sebagai binlat (bimbingan dan pelatihan lapangan) II.
11.  M.Faisal sebagai binlat (bimbingan dan pelatihan lapangan) III.
12.  Fitriana Lisnawati sebagai kesekretariatan I.
13.  Yunita Dwi Andini sebagai kesekretariatan II.



B.     Kepemimpinan dalam Paskibra
Paskibra adalah pasukan pengibar bendera. Pengertian paskibra adalah sekelompok siswa-siswi yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih pada hari senin atau hari-hari besar lainnya. Dalam Paskibra dibutuhkan kepemimpinan yang identik dengan ketegasan dan kedisiplinan. Kepemimpinan dalam Paskibra sama halnya dengan pengertian kepemimpinan pada umumnya. Hanya saja kepemimpinan dalam Paskibra lebih mengedepankan solideritas atau kebersamaan di dalam suatu angkatan. Untuk menjadi seorang pemimpin dalam Paskibra bukan suatu hal yang mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui jika ingin menjadi koordinator atau pemimpin dalam Paskibra. Didalam Paskibra dapat disebut kepemimpinan yang berhasil, jika memiliki kekompakan disetiap gerakannya dan memiliki kebersamaan yang tinggi disetiap anggotanya. Menumbuhkan kekompakan dalam satu pasukan bukan merupakan hal yang mudah, dan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dibutuhkan pengorbanan yang berat sampai keringat dan air mata bercucuran. Begitu banyak ajaran yang kami dapatkan yang membuat kami dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak kompak menjadi kompak dan dari tidak adanya kebersamaan menjadi kebersamaan yang tinggi.
C.    Fungsi pemimpin dalam Paskibra
Fungsi pemimpin dalam Paskibra tidak beda jauh dengan fungsi pemimpin dalam kelompok. Seorang pemimpin harus mencontohkan hal yang baik kepada anggotanya, karena segala perilaku pemimpin selalu dilihat oleh anggotanya dan sangat berpengaruh bagi organisasi didalamnya. Seorang pemimpin dalam Paskibra tidak hanya mampu berkata-kata dengan lantang, tetapi juga harus membawa anggota-anggotanya kepada keberhasilan yang positif, dan harus mempunyai wawasan yang luas mengenai dunia kepaskibraan. Begitu banyak tantangan yang dihadapi anggota Paskibra, salah satunya adalah mengenai seleksi alam, dimana para anggota Paskibra sudah mulai merasa lelah dan ingin mundur dari organisasi Paskibra. Pada saat-saat seperti itulah tugas pemimpin atau koordinator Paskibra sangat diperlukan dan sangat terlihat apakah pemimpin tersebut bijaksana atau tidak, karena pada saat itu pemimpin dituntut untuk bersikap bijaksana, kebersamaan, adil, tidak egois dan teguh dalam mengambil keputusan. Karena didalam Paskibra itu ada sebutan “Satu Tubuh”, jadi jika diantara kami ada yang keluar, sama saja dengan ada salah satu bagian tubuh kami yang hilang, dan secara tidak langsung kami harus mempertahankan orang-orang yang merasa ingin keluar dari Paskibra.

D.    Bentuk kepemimpinan dalam Paskibra
Bentuk kepemimpinan yang lebih dikedepankan adalah bentuk kepemimpinan otoriter. Yang artinya adalah suatu kepemimpinan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup, bawahan tidak mempengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya. Memang terkesan sangat kejam, tetapi menurut saya itu hal yang wajar, karena jika tidak diberlakukan bentuk kepemimpinan otoriter, maka bukan Paskibra namanya. Tujuan dilakukannya gaya kepemimpinan otoriter di dalam Paskibra adalah untuk membuat anggota Paskibra menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, tegas, solider atau kebersamaan yang tinggi, dan dapat membuat badan terasa lebih sehat dan kuat, karena latihan yang kami jalani.
E.     Kegiatan-kegiatan dalam Paskibra
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Paskibra MTsN 6 Jakarta tahun 2008 berupa :
1.      Latihan setiap seminggu sekali pada hari Sabtu.
2.      Pelantikan Lencana yang dilakukan di sekolah.
3.      Pelantikan Topi yang dilakukan di sekolah.
4.      Mengikuti beberapa perlombaan :
a.       Di SMAN 67 Halim Jakarta Timur, Juara Harapan I.
b.      Di MAN 6 Jakarta Timur, Juara II.
c.       Exnaskamtaba (lubang buaya) Jakarta Timur. Juara II.
d.      Di SMAN 51 (nama acaranya AMPERA) Jakarta Timur.
e.       Dan lain-lain.
5.      Setiap bulan puasa mengadakan acara BUKBER (Buka Bersama) di salah satu rumah anggota Paskibra.
6.      Latihan Gabungan (latgap) antar beberapa sekolah di MTsN 6 Jakarta.
7.      Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang dilaksanakan di puncak.
F.     Materi Singkat kePaskibraan
Paskibra adalah pasukan pengibar bendera, yang bertugas setiap diadakannya upacara bendera, paskibra selalu ada di setiap sekolah-sekolah umum baik negeri maupun swasta, dengan kata lain paskibra adalah sekelompok siswa-siswi yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari senin atau hari-hari besar lainnya. Pertama kali masuk paskibra rasanya agak menyesal namun setelah berjalan cukup lama ternyata menyenangkan, banyak pengalaman yang tidak bisa ditukarkan dengan apapun, karena pengalaman adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan. Dengan banyaknya pengalaman kita bisa bertambah dewasa untuk menentukan jalan hidup kita mau kemana arahnya.
Seorang paskibra harus mempunyai karakter kepribadian yang baik, empati dalam bersikap, cermat dalam merancang, akurat dan tepat pada sasaran, mantap dalam melangkah, aktif dalam bertindak atau proaktif, bertata krama, sopan, bersikap nasionalosme dan amanah. Didalam paskibra memiliki aturan untuk setiap perlengkapan yang digunakan yaitu :
1.      Tinggi Tiang Bendera Tingkat Nasional : 17,5 meter. Lebar Bendera Pusaka Tingkat Nasional : 2x3 meter.
2.      Tingi Tiang Bendera Tingkat Sekolah : 7 meter. Lebar Bendera Pusaka Tingkat Sekolah : 1,20 x 2,80 meter.
Arti penting 3 lipatan Bendera adalah Belajar, Berlatih dan bekerja. PBB atau Peraturan Baris-Berbaris adalah suatu sikap yang tangkas dalam mewujudkan suatu ketahan mental dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah di berikan kapadanya. Didalam PBB terdapat 9 gerakan dasar di tempat yaitu : Sikap sempurna, Lencang (kanan / kiri), Berhitung, Teknik berkumpul, Periksa kerapian, Teknik bubar, Istirahat, Perubahan arah, Buka tutup barisan. Pengibar bendera pusaka pertama kali di indonesia adalah : latif hendraningrat, sukarni dan M.Suhud.
Pada hari senin atau hari-hari besar lain, biasanya seorang paskibra melakukan tugasnya. Sebagai seorang PASKIBRA Wajib atau Mampu mengibarkan Bendera Merah Putih dengan Bik dan Penuh Tangung Jawab. Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang pengibar bendera yang baik diantaranya memiliki postur tubuh yang baik, mempunyai daya nalar yang baik, menguasai PBB dengan baik. Dalam pengibaran bendera biasanya digunakan waktu atau bentuk formasi agar lebih memperindah cara pengibaran bendera. Minimal yang mengibarkan bendera merah putih ada 3 orang diantaranya : sebelah kanan sebai pengebet, sebelah kiri sebagai pembawa bendera, sebelah kiri sebagai penggerek. Formasi yang biasa digunakan yaitu formasi 9, 12,15,16,18, 21, 45, dan lain-lain.
Didalam paskibra ada tingkatan-tingkatan menuju istana merdeka. Seorang paskibra yang baik akan mendedikasikan seluruh kegiatanya untuk paskibra. Tingkatan-tingkatan dalam Paskibra :
1.      Paskibra sekolah (tingkatan yang paling sederhana)
Yang tugasnya hanya mengibarkan bendera pusaka pada har senin atau hari-hari besar lainnya di sekolah.
2.      Pasikbraka (pasukan pengibar bendera pusaka) wilayah (tingkatan menengah).
Untuk masuk kedalam paskibraka wilayah dibutuhkan banyak pertimbangan karena penyeleksiaannya yang ketat dan butuh fisik yang kuat untuk bisa terpilih sebagai paskibraka wilayah, tetapi tak jarang bagi para paskibra yang gagal masuk seleksi paskibraka DKI hanya bernaung menjadi paskibraka wilayah. Paskibraka wilayah bertugas mengibarkan bendera di tingkat wilayah provinsi seperti kanwil dan departemen agama semua tranportasi akan di biayai oleh departemen agama.
3.      Paskibraka DKI (tingkatan atas pertama)
Untuk masuk menjadi anggota paskibra DKI tidaklah semudah membalikan telapak tangan, karena akan banyak pertimbangan melebihi kegiatan yang ada di paskibraka wilayah. Untuk menuju paskibraka DKI pertama yang harus dilakukan adalah mengikuti 2 kegiatan pemula yang utama yaitu GLASILA dan GLADICAKA. Glasila untuk tingkat SMP sedangkan Gladicaka untuk tingkat SMA. Setelah seorang paskibra mengikuti kegiatan pelatihan gabungan tersebut selama 3 hari di jakarta pusat ciracas, kita akan mendapatkan sertifikat dan lencana sebagai tanda bahwa kita sudah mengikuti pelatihan gabungan tersebut.
4.      Paskibraka Nasional (tingkatan kedua yang paling atas)
Banyak paskibra yang gagal untuk bisa masuk kedalam paskibraka Nasional ini, karena untuk bisa masuk kedalam paskibraa nasional sangatlah super ketat. Para senior yang menyeleksi rata-rata adalah dari anggota kepolisian dan abri. Walaupun bukan untuk menjadi anggota polisi ataupun abri, tetapi disisi lain anggota paskibra didik dan dilatih bagaimana cara mengibarkan bendera pusaka yang benar dan menghindari banyak kesalahan. Paskibraka nasional bertugas mengibarkan bendera pusaka merah putih di istana negara. Tak dapat dipungkiri, banyak yang gagal saat seleksi untuk masuk kedalam paskibraka nasional, karena hanya di pilih satu dari yang terbaik untuk mewakili daerah di mana dia bersekolah.

FOTO BEBERAPA ANGGOTA PASKIBRA MTSN6 JAKARTA TAHUN 2008


https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfa1/v/t1.0-9/253034_463354590362009_2142800183_n.jpg?oh=88b546fd0c3db4dbd819b0a64f6406f0&oe=54D745D5&__gda__=1427600988_b0d5cbc8c267a017623d15f7f8074a61

0 komentar:

Posting Komentar

 

KUMPULAN MAKALAH KULIAH Template by Ipietoon Cute Blog Design