APA SAJA KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PENYULUHAN
INDIVIDU ?
Oleh :
Hoirunnisa BPI 7 (1112052000009)
Penyuluhan
adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan)dengan tujuan mengubah
perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/dikehendaki yakni orang makin
modern. Ini merupakan usaha mengembangkan (memberdayakan) potensi individu
klien agar lebih berdaya secara mandiri (Mardikanto, 1992).
Penyuluhan
harus selalu mengacu pada kenyataan yang ada dan dapat ditemui di lapangan atau
harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Penyuluhan harus
melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan, bukannya mengajar kondisi
terbaik yang sulit direalisir.
Penyuluhan
pertanian memiliki peran penting, yaitu sebagai kegiatan yang merupakan
katalis, pendamping, perantara, dan penemu solusi bagi pembangunan pertanian. Keberhasilan
penyuluhan pertanian ditentukan pula oleh profesionalitas penyuluh, yang memiliki
tugas utama sebagai pembimbing, pendorong, motivator, komunikator, dan lain-lain
(Slamet, 1992).
Penyelenggaraan
penyuluhan pertanian saat ini diharapkan mampu menjembatani fenomena-fenomena
yang terjadi di lingkungan petani dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik sifatnya
temporer maupun tetap. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak penyelenggaraan
pembangunan pertanian diharapkan mampu menterjemahkan kebijakan pemerintah
dengan keinginan masyarakat tani dan tentunya disesuaikan dengan kondisi
geografisnya. Untuk itu, sudah sepatutnya penyuluh-penyuluh pertanian dan
calon-calon penyuluh pertanian dibekali dengan ilmu-ilmu pengetahuan teori
aplikatif dan terkini dengan harapan dapat memajukan pertanian Indonesia pada
akhirnya (Padmanagara, 1973).
Untuk
menghadapi era agribisnis dan otonomi daerah, diperlukan adanya paradigma
penyuluhan pertanian yang memposisikan petani dan keluarganya sebagai fokus
kegiatan pembangunan pertanian. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan pertanian
harusnya lebih diarahkan kepada upaya pemberdayaan petani dan keluarganya agar
mampu menerapkan konsep agribisnis secara utuh dan selaras dengan potensi
wilayah serta memperhatikan kelestariannya (Slamet, 1992).
Kegiatan
penyuluhan pertanian pada intinya adalah pembinaan terhadap masyarakat yang
tergabung dalam kelompok tani, harus ditata dan dikembangkan sedemikian rupa
agar harapan mereka dapat terpenuhi sebagai mana mestinya. Penyuluh pertanian
jelas tidak dapat memecahkan semua permasalahan yang dihadapi petani karena pengetahuan
dan wawasan yang dimiliki oleh penyuluh pertanian terbatas. Untuk itu kegiatan
penyuluhan pertanian harus diikuti dengan kualitas pelayanan penyuluh dalam memberikan
materi terhadap petani (Padmanagara, 1973).
Metode
penyuluhan individu ditujukan kepada individu-individu petani yang memperoleh
perhatian secara khusus dari petugas penyuluh. Beberapa teknik yang digunakan
dalam metode ini antara lain konsultasi, diagnosis resep, dan partisipasi. Pada
teknik konsultasi, petani memposisikan dirinya sebagai klien yang menyampaikan
permasalahan dirinya kepada penyuluh dengan tujuan untuk memperoleh solusi
mengenai permasalahan yang dihadapi. Pada teknik diagnosis resep, penyuluh
mendiagnosis penyebab masalah atas dasar jawaban petani dan memberikan resep
sebagai pemecahan masalah. Pada teknik partisipasi, petani diminta secara aktif
untuk memberikan informasi factual tentang masalah yang dihadapi, sedangkan
penyuluh melengkapi informasi tersebut sesuai keahliannya. Diupayakan agar
petani dapat melihat alternative pemecahan dan hasil yang diperkirakan dari
setiap alternative. Pilihan-pilihan solusi masalah datang dari petani itu
sendiri, sedangkan penyuluh hanya menyumbangkan keahliannya (Slamet, 2005).
Beberapa
kelebihan metode individu adalah :
1.
Adanya
partisipasi aktif dari individu.
2.
Umpan
balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.
3.
Topik
pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi individu petani.
4.
Hasil
akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh.
5.
Petani
akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi tinggi (Slamet,
2005).
Beberapa
kelemahan metode individu adalah :
1.
Sasaran
target sangat sempit.
2.
Biaya
perkapita penyuluhan sangat tinggi.
3.
Memungkinkan
adanya rasa kecemburuan dari petani lain.
4.
Umpan
balik dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang petani.
5.
Topik
penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi lebih ke
masalah individu petani (Slamet, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto,
Totok. 1992. Penyuluhan Pengembangan
Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret Press.
Padmanagara,
S. 1973. Membina Penyuluhan Pertanian. Jakarta
: Departemen Pertanian.
Slamet,
M. 1992. Perspektif Ilmu Penyuluhan dan
Pembangunan Menyongsong Era Tinggal Landas dalam Penyuluhan Pembangunan di
Indonesia Menyongsong Abad XXI. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara.
Slamet,
M. 2005. Bogor : Teori Organisasi dan
Kelompok. Institut Pertanian.
0 komentar:
Posting Komentar