Jumat, 06 November 2015

Pidato Rekreatif dan Humor : Karakteristik, Teori, Teknik Humor dan Organisasi Pesan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Objek studi retorika sudah setua kehidupan manusia. Kefasihan berbicara, mungkin pertama kali dipertunjukkan dalam upacara adat: kelahiran, kematian, lamaran, perkawinan, dan sebagainya. Pidato disampaikan oleh orang yang mempunyai status tinggi. Dalam perkembangan peradaban, pidato melingkupi bidang yang sangat luas.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai pidato Rekreatif. Menurut Rader, tertawa adalah obat terbaik, karena itu dalam menghadapi tekanan ekonomi dan politik, setiap bangsa mengembangkan humor yang relevan untuk menghiburnya. Boleh jadi, humor menjadi katarsis untuk melepaskan uneg-uneg atau hanya sekedar penghibur untuk melarikan diri dari kenyataan yang pahit. Apapun bentuknya, semua sepakat lebih baik menentang status quo dengan humor-humor ketimbang senjata, karena efeknya yang terapeutis (menyembuhkan) mestinya tidak pernah ada larangan untuk berumor ria. Anehnya, tampaknya ada hubungan erat antara keterbukaan humor dengan tingkat demokrasi. Makin lepas orang berhumor, makin demokratis negara itu. Pada pembahasan makalah ini, akan dijelaskan mengenai karakteristik pidato rekreatif, teori, teknik, dan organisasi pesan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja karakteristik pidato rekretaif ?
2.      Sebutkan teori-teori humor ?
3.      Jelaskan teknik-teknik humor ?
4.      Jelaskan mengenai organisasi pesan ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui karakteristik pidato rekreatif.
2.      Mengetahui teori-teori humor.
3.      Memahami teknik-teknik humor.
4.      Mengetahui organisasi pesan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Pidato Rekreatif
1.      Tidak melulu melucu
Menurut Alan H. Monroe, pidato itu untuk menghibur. Anda berbicara tidak untuk menyampaikan informasi, tidak pula untuk mempengaruhi. Tujuan Anda hanyalah menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana, atau sekedar memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu. Anda dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa, eksotik ataupun aneh tetapi nyata. Jika Anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian pendengar, mengendurkan saraf mereka, atau membuat mereka santai, berarti Anda sedang menyampaikan pidato rekreatif.[1]
2.      Gembirakan diri Anda dahulu
Anda tidak dapat menghibur orang lain, bila kabut kesedihan menutup wajah Anda. Pidato rekreatif harus disampaikan oleh orang yang berwajah ceria, riang, gembira dan santai. Anda harus mulai dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan, dan melupakan untuk sementara waktu apa saja hal yang merisaukan hati. Apabila hati Anda tidak dapat diarahkan kepada kegembiraan, jangan paksakan diri Anda untuk menggembirakan hati orang lain. Jangan-jangan, lelucon Anda malah membuat pendengar menangis.
3.      Hindari rangkaian gagasan yang sulit
Sekali lagi ditegaskan bahwa, dalam pidato rekreatif Anda bukan sedang menyampaikan gagsan, pengetahuan, atau informasi, melainkan Anda sedang mengibur. Pilihlah topic-topik yang enteng, sederhana, dan mudah dicerna.
4.      Gunakan gaya bercerita (naratif)
Masukkan berbagai cerita-cerita yang konkret. Sebaiknya Anda tidak menceritakan humor yang terlalu terkenal atau terlalu sering dibicarakan.
5.      Berbicaralah singkat

B.     Teori-teori Humor
Dalam pidato rekreatif, tujuan Anda adalah ingin menyenangkan pendengar Anda. Kesenangan itu paling tidak terlihat ketika mereka tertawa. Tertawa jelas menunjukkan kesenangan. Boleh jadi ada orang menangis karena gembira, tetapi jarang sekali orang tertawa karena sedih. Dikalangan para filusuf, dikenal tiga teori-teori humor, yaitu :
1.      Teori superioritas
2.      Teori bisosiasi
3.      Teori pelepasan inhibisi





[1] Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1998), h. 125.

0 komentar:

Posting Komentar

 

KUMPULAN MAKALAH KULIAH Template by Ipietoon Cute Blog Design