Oleh
:
Hoirunnisa
BPI 6 (1112052000009)
Menurut Arifin (1994, 1), istilah penyuluhan mengandung
arti menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan kepada orang lain agar
memahami, atau mengerti tentang hal yang sedang dialaminya. penyuluhan dapat
diartikan juga sebagai suatu proses pemberian bantuan atau pelayanan dengan
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya
kesulitan yang dihadapi, dalam rangka mengembangkan pribadinya secara optimal.
Sehingga klien dapat memahami tentang diri, mengarahkan diri, serta berperilaku
atau bersikap sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungannya.
Seorang penyuluh tidak akan mengerti apa yang sedang
dialami kliennya, jika sang penyuluh tidak mengetahui cara komunikasi yang
efektif dengan klien. Menurut Syam (2011, 41), komunikasi yang efektif dapat
menimbulkan lima hal, yaitu :
1.
Pengertian : penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang
dimaksudkan oleh komunikator atau penyuluh.
2.
Kesenangan : komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab
dan menyenangkan.
3.
Mempengaruhi sikap. Jika sang penyuluh sudah dapat mempengaruhi sikap
kliennya, maka apa yang ingin dicapai akan terselesaika.
4.
Hubungan sosial yang baik. Jika mendapatkan hubungan yang baik dengan
klien, maka apa yang ingin penyuluh sampaikan akan terealisasikan kepada klien.
5.
Tindakan : untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu
menanamkan pengertian, membentuk dan meneguhkan sikap atau menumbuhkan hubungan
yang baik.
Sebagai seorang penyuluh, kita harus mempelajari tentang
sistem atau unsur-unsur penyuluhan agar penyuluhan yang kita inginkan dapat
tercapai atau berhasil. Secara garis besar ada tiga faktor atau unsur yang
mempengaruhi keberhasilan dalam penyuluhan, yaitu :
1.
Faktor klien. Faktor-faktornya adalah : a) keterbukaan klien, b) pemahaman
klien tentang dirinya, c) pemahaman klien tentang masalahnya, d) keinginan dan
motivasi klien untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.
Faktor konselor atau penyuluh. Figur penyuluh merupakan penentu
keberhasilan dalam penyuluhan. Keberhasilan yang bersumber dari pihak penyuluh
antara lain : a) kompetensi penyuluh, b) pandangan klien tentang keahlian
konselor, c) kepercayaan klien pada konselor, d) daya tarik klien terhadap
konselor. Daya tarik dalam penyuluhan berarti adanya ketertarikan klien untuk
membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Hal-hal yang mempengaruhi
daya tarik konselor antara lain, cara berinteraksi, cara berbicara, perhatian, penghargaan
pada klien, tingkat simpati dan empati, dan pakaian yang digunakan konselor.
3.
Faktor metode atau pendekatan yang digunakan (Saam, 2013). Menurut Arifin
(1994, 44), metode atau pendekatan dalam penyuluhan dapat berupa :
a.
Wawancara, adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang
dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan
klien dan pada saat kapan ia memerlukan bantuan.
b.
Bimbingan secara berkelompok (group guidance), yaitu cara
pengungkapan jiwa atau batin serta pembinaanya melalui kegiatan kelompok,
seperti ceramah, diskusi, seminar, atau dinamka kelompok dan sebagainya.
c.
Psikoanalitis atau penganalisahan jiwa. Metode ini
berasal dari teori psikoalisa Freud
yang dipergunakan untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan terutama perasaan
yang tidak disadari. Untuk memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi
penyembuhan klien tersebut diperlukan metode psikoanalisis, yaitu menganalisis tingkah laku baik melalui mimpi
atau tingkah laku yang serba salah tersebut dengan menitikberatkan pada
perhatian berulang.
d.
Cara yang tidak mengarah. Cara ini adalah untuk mengungkapkan segala
perasaan dan pikiran yang tertekan sehingga menjadi penghambat klien. Metode
ini dibagi menjadi 2, yaitu : 1) memusatkan pada klien, 2) metode pendidikan.
e.
Cara yang mengarah. Metode ini lebih bersifat mengarahkan klien untuk
berusaha mengatasi kesulitan yang dialaminya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan akan tercapai dengan berhasil, jika konselor memahami semua
aspek-aspek yang harus dipahami sebelum ia memberikan penyuluhan kepada orang
yang di suluh. Tidak hanya dengan cara memahami aspek-aspeknya saja, tetapi
juga sangat diperlukan kerjasama dan pembinaan pengertian dari penyuluh maupun
klien, paling tidak diperlukan keterlibatan secara simultan antar semua pihak.
Pada saat penyuluhan juga tidak sedikit dibutuhkan penyediaan fasilitas dan
dana yang perlu diadakan secara memadai.
Daftar
Pustaka
Arifin, H M. 1994. Pedoman
Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta : PT Golden Terayon
Press.
Saam, Zulfan. 2013. Psikologi
Konseling. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Syam, Nina W. 2011. Psikologi Sebagai Akar
Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
0 komentar:
Posting Komentar