Rabu, 02 Desember 2015

APA PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN BAGAIMANA CARA MENGATASINYA ?



Oleh :
Hoirunnisa (BPI 6)
Menurut Arifin (1994, 78) siswa-siswi ditingkat SLTA dan SLTP adalah tergolong kedalam kelompok remaja. Dengan memperhatikan ciri-ciri perkembangan psikologis yang berada dalam periode kegoncangan, akibat proses transisi antara periode kanak-kanak ke periode usia dewasa, maka siswa pada tingkat ini sangat membutuhkan bimbingan dan penyuluhan yang dapat menenangkan kegoncangan-kegoncangan batinnya. Mereka sangat peka terhadap pengaruh faktor-faktor ekstern.
Kenakalan remaja merupakan kenakalan remaja yang menyimpang dari berbagai pranata dan norma yang berlaku umum. Baik yang menyangkut kehidupan masyarakat, tradisi, maupun agama serta hukum. Ada beberapa faktor yang menjadi sumber sebab kenakalan remaja, yaitu :
1.   Faktor internal yaitu hal-hal yang bersifat intern yang berasal dari dalam remaja itu sendiri. Contoh :
a.   Cacat jasmaniah atau rohaniah
2.   Faktor eksternal yaitu hal-hal yang mendorong timbulnya kenakalan remaja yang bersumber dari luar diri pribadi remaja tersebut (Arifin, 1994).

Sedangkan menurut Morissan (2010, 12), Ia berpendapat bahwa terdapat beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu, yaitu :
a.   Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh lingkungannya).
b.   Adanya pengaruh personal (ingin mempengaruhi sesuatu secara personal).
c.   Memiliki kemampuan.
d.   Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu).
e.   Memiliki keinginan.
f.    Adanya perasaan menyukai sesuatu.
g.   Rasa memiliki atau ingin memiliki.
h.   Kewajiban atau harus melakukan sesuatu.
i.    Diperkenankan melakukan sesuatu.

Sebagai seorang penyuluh harus mengetahui struktur program yang komprehensif dalam melakukan penyuluhan. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2006, 26), struktur program penyuluhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :
1.   Layanan dasar bimbingan.
Layanan ini bertujuan untuk membantu klien agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya.
2.   Layanan responsive.
Layanan ini bertujuan untuk membantu klien memenuhi kebutuhannya yang dirasakan saat ini yang dipandang mengalami hambatan. Layanan ini bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.
3.   Layanan perencanaan individual.
Layanan ini dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada klien agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman dan kelemahan dirinya.
4.   Dukungan sistem.
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program penyuluhan secara menyeluruh melalui pengembangan professional.

Menurut Arifin (1994, 101), program yang harus ditetapkan dalam menanggulangi kenakalan remaja adalah :
1.   Ikhtiar pencegahan yang bersifat umum, meliputi :
a.   Usaha pembinaan pribadi remaja sejak masih dalam kandungan ibunya.
b.   Setelah lahir, maka anak perlu diasuh dan didik dalam suasana yang stabil.
c.   Pendidikan dalam lingkungan sekolah.
d.   Pendidikan diluar sekolah.
e.   Perbaikan lingkungan dan kondisi sosial.
2.   Usaha-usaha yang bersifat khusus dan langsung, yaitu :
a.   Pengawasan
b.   Bimbingan dan penyuluhan secara intensif.

Kegoncangan batin yang menjadi ciri khas perkembangan hidup kejiwaan kaum remaja itu sering menimbulkan berbagai keresahan, yang menyebabkan labilitas pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, serta ketegangan-ketegangan nafsu-nafsunya. Remaja pada periode pubertas ini belum mencapai kematangan sikap dan pendirian. Sikap dan pendiriannya mudah terpengaruh oleh angan-angannya yang bersifat khayali, yang sering tidak sesuai dengan kenyataan hidup bermasyarakat. Dan akan lebih dipersulit lagi oleh pengaruh pergaulan teman sebayanya yang kurang mendorong kearah hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma agama dan masyarakat sekitar. Keadaan lingkungan sekitar remaja puber yang bersifat negative akan lebih mudah mempengaruhi tingkah laku yang negative pula. Dan sebaliknya, keadaan lingkungan sekitar yang bersifat positif akan mendukung nilai-nilai konstruktif atau membangun yang akan memberikan pengaruh positif pula.

Sebagai seorang penyuluh, sebelum kita memberikan penyuluhan kepada anak-anak kalangan remaja, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja tersebut melakukan sesuatu. Kemudian kita harus mempunyai cara-cara pendekatan yang komprehensif dengan klien tersebut, agar klien dapat menceritakan permasalahannya kepada kita. Kemudian, kita dapat merumuskan cara apa yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahn tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT Golden Terayon Press.
Nurihsan, Juntika A dan Yusuf, Syamsu. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

KUMPULAN MAKALAH KULIAH Template by Ipietoon Cute Blog Design