Rabu, 02 Desember 2015

APA SAJA PERAN PENYULUH ?


Oleh :
Hoirunnisa BPI 6 (1112052000009)

Indonesia adalah negara yang berbasiskan pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara yang berada di jalur khatulistiwa, dimana curahan sinar matahari diperoleh sepanjang tahun. Pertanian di Indonesia saat ini berkembang lambat, salah satu penyebabnya ialah semakin terbatasnya lahan pertanian di Indonesia. Selain itu, anggapan masyarakat bahwa bertani ialah pekerjaan kaum kelas bawah juga berperan menghambat perkembangan pertanian di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan penyuluh sebagai motivator dan rekan dalam membangun pertanian Indonesia, sungguh ironis melihat Indonesia dengan kekayaan alamnya harus mengimpor bahan pangan dari negara lain. Dapat dikatakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan pertanian Indonesia, salah satu faktornya ialah berkaitan dengan kegiatan penyuluhan dan tentu saja melibatkan penyuluh (Uriatna, 1988).
Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran atau petani yang akan dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian, penyuluhan pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak menciptakan ketergantungan petani terhadap penyuluh. Penyuluhan pertanian harus mengacu kepada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan target-target fisik yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran (Wiriatmaja, 1986).
Penyuluh pada dasarnya dapat berperan sebagai Pengisi kehampaan pedesaan, Penyebar hasil-hasil penelitian, Pelatih pengambilan keputusan, Rekan pemberi semangat, Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas, Pelayan pemerintah.
1.      Peran Penyuluh Sebagai Pengisi Kehampaan Pedesaan. Ialah untuk melengkapi petani dengan teknologi dan informasi baru. Sehingga petani dapat mengembangkan pertanian mereka. Jika kendala yang terdapat ialah pasar bagi hasil-hasil tani maka penyuluh dapat mendorong mereka untuk segera membuatnya. Apabila yang belum tersedia ialah sistem irigasi yang baik maka penyuluh dapat turun langsung membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dan begitu sterusnya, peran penyuluh disini ditekankan untuk melengkapi aspek-aspek pertanian yang belum lengkap atau berjalan baik.
2.      Peran Penyuluh Sebagai Penyebar Hasil-hasil Penelitian. Penyuluh akan segera memberi pengertian kepada petani dan mentransfer hasil-hasil penelitian yang ia ketahui, hal ini biasanya terjadi jika penyuluh menemukan petani yang masih sangat tradisional tetapi jika kondisinya petani yang modern dan telah menemukan metode terbaik untuk pertaniannya maka kemungkinan juga penyuluh yang belajar dari petani.
3.      Peran Penyuluh Sebagai Pengisi Pelatih Pengambil Keputusan. Dalam hal ini penyuluh mempunyai peranan untuk membantu para petani untuk lebih terampil dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka sendiri. Peran ini akan membantu petani untuk lebih berani mengambil keputusan. Seperti keputusan harga jual, untung-rugi, menawar harga pupuk dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya keberanian petani untuk mengambil keputusan akan berdampak pada tingkat perekonomian mereka, sehingga menjadi lebih baik. Selain itu, penyuluh juga dapat memberikan alternatif pilihan kepada petani ketika petani menghadapi keputusan yang sulit. Perlu ditekankan disini, keputusan sepenuhnya diambil oleh petani, penyuluh hanyalah sebagai bahan pertimbangan.
4.      Peran Penyuluh Sebagai Rekan Pemberi Semangat. Dalam mengadopsi teknologi umumnya masyarakat desa masih takut menanggung resiko dan lebih mengutamakan kebersamaan. Oleh karena itu, dibutuhkan rekan pemberi semangat untuk mendorong mereka. Tidak hanya menyemangati saja peran penyuluh disini tetapi juga memberi semangat para petani untuk terus maju. Inovasi akan muncul dengan sendirinya apabila petani mau terus mencoba. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan petani, dengan penyuluh yang terus mendampingi dan memberi semangat diharapkan pertanian Indonesia dapat berkembang.
5.      Pendorong Peningkatan Produksi suatu komoditas. Salah satu tujuan penyuluhan pertanian adalah mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut. Salah satu contohnya adalah Program PIJAR di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
6.      Peran Penyuluh Sebagai Pelayan Pemerintah. Peran ini terkait dengan kepentingan pemerintah, seperti peran pendorong penigkatan suatu komoditas tertentu. Selain itu peran penyuluh sebagai penyebar hasil-hasil penelitian juga mengindikasikan penyuluh sebagai pelayan pemerintah. Penyuluhan tidak akan berhasil sepenuhnya apabila penyuluh terus tunduk pada pemerintah, karena pemerintah tidak tahu kondisi lapangan yang sebenarnya (Mugniesyah, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
Mugniesyah, Siti Sugiyah M. 2006. Penyuluhan Pertanian Bagian 1 : Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian. Bogor: IPB Press.
Uriatna, S. 1988. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta : PT. Madyatama Sarana Perkasa.
Wiriatmaja, S. 1986. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta : CV. Jasaguna.


APA SAJA TEKNIK YANG DIGUNAKAN DALAM METODE PENYULUHAN KELOMPOK ?


Oleh :
Hoirunnisa BPI 6 (1112052000009)


Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya (Mardikanto, 1993).
Metode ini ditujukan kepada kelompok tertentu dan memerlukan pertemuan tatap muka antara penyuluh dengan para petani. Beberapa teknik yang digunakan dalam metode ini antara lain ceramah, widyakarya, diskusi kelompok, pelatihan, demonstrasi atau peragaan teknologi. Kelebihan metode kelompok adalah :
1.      Petani dapat berpartisipasi aktif.
2.      Umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.
3.      Topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi petani lokal.
4.      Hasil akhir merupakan kesepakatan dari berbagai pihak.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1.      Jangkauan sasaran relative kecil.
2.      Biaya perkapita relative mahal dibanding media massa (Setiana, 2005).

Pendekatan dilakukan terhadap kelompok petani, di mana para petani ini diajak dan dibimbing serta diarahkan secara berkelompok untuk melaksanakan sesuatu kagiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar kerja sama, dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat secara berdiskusi. Dalam pendekatan kelompok ini bertujuan juga agar penyuluh tidak terlalu terkuras tenaganya pertama-tama dapat melakukan pendekatan perorangan kepada petani yang tergolong early adopter (yang sering menjadi tempat bertanya dan yang dapat mempengaruhi para petani lainnya) dan petani ini dapat menjadi kontak tani yang membantu menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan kepada para anggota kelompoknya (Mardikanto, 1993).
Metode penyuluhan kelompok lebih menguntungkan dari media massa, karena umpan balik lebih baik yang memungkinkan pengurangan salah pengertian yang bisa berkembang antara penyuluh dan petani. Interaksi ini memberi kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggota kelompok. Metode kelompok satu sama lain berbeda didalam kesempatan memperoleh umban balik dan interaksi. Biaya perkapita penggunaan metode kelompok cenderung lebih tinggi daripada media massa terutama jika bekerja dengan kelompok kecil. Oleh sebab itu metode ini digunakan hanya bila diperlukan umpan balik / interaksi antar petani untuk mencapai sasaran. Ceramah, demontrasi, widyakarya dan diskusi kelompok merupakan metode kelompok yang dipertimbangkan dalam bagian ini.
1.      Ceramah / Pidato
Merupakan sarana penting untuk mengalihkan informasi di dalam penyuluhan. Ceramah / pidato mempunyai beberapa keuntungan khas sebagai berikut:
a.      Penceramah dapat mengubah isi pidatonya disesuaikan dengan keperluan dan minat hadirin maupun tingakat pendidikan mereka.
b.      Penceramah dapat memperhatikan tanggapan hadirin ketika berbicara dan dapat segera mengubah pendekatannya.
Kekurangan ceramah adalah bahwa yang diungkapkan biasanya mudah dilupakan dibandingkan dengan yang tertulis.
2.      Demontrasi
Demontrasi dapat mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru. Penyebab masalah dapat ditunjukkan disertai kemungkinan pemecahannya tanpa rincian teknis yang rumit. keuntungan demontrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya saling mempercayai yang tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat sendiri segala sesuatunya dengan jelas. Agen penyuluhan pun tak perlu terlalu melibatkan diri pada penguraian pesan yang kemungkinan bisa keliru diartikan. Demontrasi sangat berguna bagi orang yang tak bisa berpikir secara abstrak. Agart efektif, demontrasi harus diintegrasikan ke dalam program penyuluhan. Cara lain juga dapat digunakan untuk mendorong petani menyaksikan demontrasi dan memutuskan penggunaan informasi baru tersebut di lahan mereka (Van Den Ban, 1999).
3.      Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan metode penyuluhan yang sangat penting, karena memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku pesertanya. Peranan agen penyuluhan berbeda, tidak seperti pada pidato / ceramah yang menempatkan agen penyuluhan sebagai sumber informasi sehingga statusnya lebih tinggi daripada hadirin. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota kelompok yang turut memecahkan masalah (Van Den Ban, 1999).

DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

SIFAT APA YANG DAPAT DIAMBIL PENYULUH DARI SEORANG PEMIMPIN ?



Oleh :
Hoirunnisa (BPI 6)

Menurut Rivai (2006, 3), Kepemimpinan dalam Bahasa Inggris disebut dengan kata leadership, berasal dari kata to lead (memimpin), leader (pemimpin), dalam bahasa Arab kepemimpinan memiliki kata yang berbeda yaitu qaada-yaquudu-qiyadatan yang artinya menuntun. Sementara hakekat kepemimpinan adalah sebuah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau sebuah seni mempengaruhi manusia baik perorangan atau kelompok.
Menurut Mulkanasir (2011, 4), Terdapat beberapa para ahli yang mengungkapkan definisi kepemimpinan :
a.   Menurut Prof H.Arifin Abdurrahman, kepemimpinan adalah orang yang menjalankan kegiatan dengan memadukan unsure tenaga, alat bahkan uang dan waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.   Menurut Taylor, kepemimpinan adalah menggerakkan orang-orang bawahan untuk bersama-sama bekerja menuju suatu tujuan yang diinginkan oleh semua dan yang dianggap penting untuk penampilan pribadi.
c.   Menurut Prof.Kembal Young seperti yang dikemukakan oleh Kartini Kartono, kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari oleh kemampuan pribadi yang sanggup mendorong orang lain berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus dan tempat khusus untuk mencapai tujuan.
Didalam suatu kepemimpinan yang dijalankan pasti terdapat seorang pemimpin didalamnya. Pengertian pemimpin menurut Kartini Kartono (2001, 34) adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Seorang pemimpin harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.   Mental dan fisik yang energik.
2.   Emosi yang stabil.
3.   Pengetahuan human relation yang baik.
4.   Motivasi personal yang baik.
5.   Cakap berkomunikasi.
6.   Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan.
7.   Ahli dalam bidang sosial, dan
8.   Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial (Mufidah, 2012).

Sementara ciri-ciri pemimpin yang baik adalah sebagai berikut :

1.   Tingkat kecerdasan yang tinggi.
2.   Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan.
3.   Cakap berbicara.
4.   Matang dalam emosi dan pikiran.
5.   Motivasi yang kuat (Mufidah, 2012).

Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dimiliki orang yang ingin menjadi pemimpin yang efektif adalah :

1.   Memiliki visi ke depan.
2.   Memiliki kecakapan teknis.
3.   Membuat keputusan tepat.
4.   Berkomunikasi dengan baik.
5.   Memberikan keteladanan.
6.   Mampu mempercayai orang.
7.   Mampu menahan emosi.
8.   Tahan menghadapi tekanan.
9.   Bertanggung jawab.
10. Mengenali anggota.
11. Cekatan dan penuh inovasi (Mufidah, 2012).

Terdapat 10 sifat pemimpin yang harus dikuasai dalam menjalani kepemimpinannya, yaitu :
1.   Energi jasmaniah dan mental.
2.   Kesadaran akan tujuan dan arah.
3.   Antusiasme.
4.   Keramahan dan kecintaan.
5.   Integritas.
6.   Penguasaan teknis.
7.   Ketegasan dalam mengambil keputusan.
8.   Kecerdasan.
9.   Keterampilan mengajar.
10. Kepercayaan (Mufidah, 2012).

Asas-asas dalam kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu asas kemanusiaan, efisien, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang lebih tinggi. Dalam pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, seorang pemimpin harus mempunyai sifat-sifat tertentu yang memang harus mendarah daging didalm tubuhnya, agar kepemimpinan yang ia jalani dapat mensejahterakan anggotanya.

Dari penjelasan mengenai sosok pemimpin tersebut, dapat kita kaitkan dengan tugas seorang penyuluh, dimana ia harus membantu para kliennya dalam menyelesaikan permasalahannya. Sebagai seorang penyuluh, kita harus mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin, karena dengan begitu kita dapat dengan mudah membantu para klien dalam menyelesaikan permasalahannya.


DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Mufidah, Yanuarisqi Anissatul. 2012. Laporan Penelitian Kepemimpinan di SDN Pulungan Sedati Sidoarjo. http://yanuarisqianissah.blogspot.com. [10 Mei 2012].
Mulkanasir, H. 2011. Administration And Management Leadership. Bogor : Atma Kencana Publishing.

Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

APA PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN BAGAIMANA CARA MENGATASINYA ?



Oleh :
Hoirunnisa (BPI 6)
Menurut Arifin (1994, 78) siswa-siswi ditingkat SLTA dan SLTP adalah tergolong kedalam kelompok remaja. Dengan memperhatikan ciri-ciri perkembangan psikologis yang berada dalam periode kegoncangan, akibat proses transisi antara periode kanak-kanak ke periode usia dewasa, maka siswa pada tingkat ini sangat membutuhkan bimbingan dan penyuluhan yang dapat menenangkan kegoncangan-kegoncangan batinnya. Mereka sangat peka terhadap pengaruh faktor-faktor ekstern.
Kenakalan remaja merupakan kenakalan remaja yang menyimpang dari berbagai pranata dan norma yang berlaku umum. Baik yang menyangkut kehidupan masyarakat, tradisi, maupun agama serta hukum. Ada beberapa faktor yang menjadi sumber sebab kenakalan remaja, yaitu :
1.   Faktor internal yaitu hal-hal yang bersifat intern yang berasal dari dalam remaja itu sendiri. Contoh :
a.   Cacat jasmaniah atau rohaniah
2.   Faktor eksternal yaitu hal-hal yang mendorong timbulnya kenakalan remaja yang bersumber dari luar diri pribadi remaja tersebut (Arifin, 1994).

Sedangkan menurut Morissan (2010, 12), Ia berpendapat bahwa terdapat beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu, yaitu :
a.   Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh lingkungannya).
b.   Adanya pengaruh personal (ingin mempengaruhi sesuatu secara personal).
c.   Memiliki kemampuan.
d.   Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu).
e.   Memiliki keinginan.
f.    Adanya perasaan menyukai sesuatu.
g.   Rasa memiliki atau ingin memiliki.
h.   Kewajiban atau harus melakukan sesuatu.
i.    Diperkenankan melakukan sesuatu.

Sebagai seorang penyuluh harus mengetahui struktur program yang komprehensif dalam melakukan penyuluhan. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2006, 26), struktur program penyuluhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :
1.   Layanan dasar bimbingan.
Layanan ini bertujuan untuk membantu klien agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya.
2.   Layanan responsive.
Layanan ini bertujuan untuk membantu klien memenuhi kebutuhannya yang dirasakan saat ini yang dipandang mengalami hambatan. Layanan ini bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.
3.   Layanan perencanaan individual.
Layanan ini dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada klien agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman dan kelemahan dirinya.
4.   Dukungan sistem.
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program penyuluhan secara menyeluruh melalui pengembangan professional.

Menurut Arifin (1994, 101), program yang harus ditetapkan dalam menanggulangi kenakalan remaja adalah :
1.   Ikhtiar pencegahan yang bersifat umum, meliputi :
a.   Usaha pembinaan pribadi remaja sejak masih dalam kandungan ibunya.
b.   Setelah lahir, maka anak perlu diasuh dan didik dalam suasana yang stabil.
c.   Pendidikan dalam lingkungan sekolah.
d.   Pendidikan diluar sekolah.
e.   Perbaikan lingkungan dan kondisi sosial.
2.   Usaha-usaha yang bersifat khusus dan langsung, yaitu :
a.   Pengawasan
b.   Bimbingan dan penyuluhan secara intensif.

Kegoncangan batin yang menjadi ciri khas perkembangan hidup kejiwaan kaum remaja itu sering menimbulkan berbagai keresahan, yang menyebabkan labilitas pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, serta ketegangan-ketegangan nafsu-nafsunya. Remaja pada periode pubertas ini belum mencapai kematangan sikap dan pendirian. Sikap dan pendiriannya mudah terpengaruh oleh angan-angannya yang bersifat khayali, yang sering tidak sesuai dengan kenyataan hidup bermasyarakat. Dan akan lebih dipersulit lagi oleh pengaruh pergaulan teman sebayanya yang kurang mendorong kearah hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma agama dan masyarakat sekitar. Keadaan lingkungan sekitar remaja puber yang bersifat negative akan lebih mudah mempengaruhi tingkah laku yang negative pula. Dan sebaliknya, keadaan lingkungan sekitar yang bersifat positif akan mendukung nilai-nilai konstruktif atau membangun yang akan memberikan pengaruh positif pula.

Sebagai seorang penyuluh, sebelum kita memberikan penyuluhan kepada anak-anak kalangan remaja, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja tersebut melakukan sesuatu. Kemudian kita harus mempunyai cara-cara pendekatan yang komprehensif dengan klien tersebut, agar klien dapat menceritakan permasalahannya kepada kita. Kemudian, kita dapat merumuskan cara apa yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahn tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT Golden Terayon Press.
Nurihsan, Juntika A dan Yusuf, Syamsu. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

APA SAJA TEKNOLOGI YANG HARUS DIPELAJARI BAGI PARA PENYULUH ?



Oleh :
Hoirunnisa BPI 6
1112052000009
Manfaat internet pada kalangan orang dewasa ini terasa semakin berperan penting dan sangat luas cakupannya. Akses internet sekarang jauh lebih mudah di dapat dengan banyak bertebarannya warnet, sekolah yang banyak menyediakan sarana dan memberikan pelajaran seputar dunia internet. Kecanggihan teknologi smartphones, gadget dan akses internet dari rumah pun sekarang bisa didapat dengan mudah dan dengan biaya yang relatif murah.
Menurut Ridhani (2001, 14) dalam jurnal yang Ia tulis, manfaat internet semakin sangat terasa bagi para pemakainya yang tidak bisa lepas dari dunia internet ini. Manfaat dari teknologi internet adalah :
1.   Menambah wawasan dan pengetahuan dari berbagai bidang dari seluruh dunia.
2.   Mendapatkan banyak ide baru yang segar dan mempunyai prospek yang bagus di masa depan.
3.   Melepaskan pola pikir yang terkukung dan terpaku.
4.   Melihat informasi kemajuan-kemajuan yang dicapai negara lain secara cepat,
5.   Melihat kesuksesan orang lain, tips dan triknya, yang bisa menjadi pemacu semangat belajar dan berusaha.

Sebagai seorang penyuluh, kita juga tidak boleh ketinggalan dengan teknologi yang ada pada zaman sekarang, karena dengan teknologi dapat memudahkan para penyuluh dalam melakukan penyuluhan. Beberapa hal yang perlu diketahui dan dapat dilakukan bagi para penyuluh dengan menggunakan teknologi internet adalah :
1.   Searching
Searching adalah pencarian sesuatu hal, bisa dokumen, gambar, video,mp3, voice, berita, dan lain sebagainya di internet. Searching biasanya menggunakan jasa search engine (mesin pencari) yang dapat digunakan secara gratis, seperti yahoo dan google. Bagi para penyuluh agama Islam, fasiltas searching ini bisa dimanfaatkan untuk mencari berbagai macam materi-materi.
2.   Sharing
Sharing adalah kegiatan berbagi ilmu pengetahuan lewat web pages (situs internet), blog, mailing list. Seorang penyuluh yang ingin membagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain dengan jumlah yang tidak terbatas maka perlu memiliki situs ataupun blog yang akan menampung semua materi dakwah yang ingin disampaikan. Materi pembelajaran bagaimana membuat blog atau situs banyak tersebar di internet dan bisa di searching dengan mudah.


3.   Communicating
Berkomunikasi di internet bisa melalui e-mail, chating , dan mailing list. Fasiltas chat ini dapat dimanfaatkan oleh penyuluh untuk berdakwah di dunia maya dengan cara diskusi dan mengadakan konsultasi online.

Menurut Mudhoffir (1990, 3), teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek belajar. Sebagai seorang penyuluh, kita juga harus memahami teknologi pendidikan, agar apa yang disampaikan penyuluh dapat terstruktur dan diterima oleh klien.

Seorang penyuluh, tidak hanya harus memahami tentang teknologi internetnya atau media internet, tetapi juga harus mempelajari tentang media-media lainnya, yaitu media massa. Media massa dapat terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah, dll) maupun elektronik (radio, televisi, dll) merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Media massa didefinisikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku khalayaknya (Sunarto, 2004).

Menurut Morissan (2010, 269) terdapat tiga fungsi utama media terhadap masyarakat atau klien :
1.   Untuk memberitahu audien mengenai apa yang terjadi disekitar mereka.
2.   Audien dapat memahami lingkungan sekitarnya dengan lebih akurat.
3.   Pesan media berfungsi menyampaikan tradisi dan nilai-nilai sosial kepada generasi audien selanjutnya.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang penyuluh harus memahami media teknologi yang ada pada zaman sekarang, karena media teknologi dapat membantu para penyuluh dalam memberikan penyuluhan pada kliennya. Selain itu, penyuluh juga harus bisa mengemas sebaik mungkin media tersebut, agar dapat diterima dengan mudah dan dapat difahami dengan mudah oleh klien.

DAFTAR PUSTAKA
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mudhoffir. 1990. Teknologi Intruksional Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ridhani, M Hanafi. 2001. Meningkatkan Profesionalisme Penyuluh Agama dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi. www.kalsel.kemenag.go.id/jurnal-penyuluhan. [3 Oktober 2001].
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


ASPEK APA SAJA YANG ADA DALAM PENYULUHAN?



Oleh :
Hoirunnisa BPI 6 (1112052000009)

Menurut Arifin (1994, 1), istilah penyuluhan mengandung arti menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan kepada orang lain agar memahami, atau mengerti tentang hal yang sedang dialaminya. penyuluhan dapat diartikan juga sebagai suatu proses pemberian bantuan atau pelayanan dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi, dalam rangka mengembangkan pribadinya secara optimal. Sehingga klien dapat memahami tentang diri, mengarahkan diri, serta berperilaku atau bersikap sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungannya.
Seorang penyuluh tidak akan mengerti apa yang sedang dialami kliennya, jika sang penyuluh tidak mengetahui cara komunikasi yang efektif dengan klien. Menurut Syam (2011, 41), komunikasi yang efektif dapat menimbulkan lima hal, yaitu :
1.      Pengertian : penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang dimaksudkan oleh komunikator atau penyuluh.
2.      Kesenangan : komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
3.      Mempengaruhi sikap. Jika sang penyuluh sudah dapat mempengaruhi sikap kliennya, maka apa yang ingin dicapai akan terselesaika.
4.      Hubungan sosial yang baik. Jika mendapatkan hubungan yang baik dengan klien, maka apa yang ingin penyuluh sampaikan akan terealisasikan kepada klien.
5.      Tindakan : untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan meneguhkan sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik.
Sebagai seorang penyuluh, kita harus mempelajari tentang sistem atau unsur-unsur penyuluhan agar penyuluhan yang kita inginkan dapat tercapai atau berhasil. Secara garis besar ada tiga faktor atau unsur yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyuluhan, yaitu :
1.      Faktor klien. Faktor-faktornya adalah : a) keterbukaan klien, b) pemahaman klien tentang dirinya, c) pemahaman klien tentang masalahnya, d) keinginan dan motivasi klien untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.      Faktor konselor atau penyuluh. Figur penyuluh merupakan penentu keberhasilan dalam penyuluhan. Keberhasilan yang bersumber dari pihak penyuluh antara lain : a) kompetensi penyuluh, b) pandangan klien tentang keahlian konselor, c) kepercayaan klien pada konselor, d) daya tarik klien terhadap konselor. Daya tarik dalam penyuluhan berarti adanya ketertarikan klien untuk membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Hal-hal yang mempengaruhi daya tarik konselor antara lain, cara berinteraksi, cara berbicara, perhatian, penghargaan pada klien, tingkat simpati dan empati, dan pakaian yang digunakan konselor.
3.      Faktor metode atau pendekatan yang digunakan (Saam, 2013). Menurut Arifin (1994, 44), metode atau pendekatan dalam penyuluhan dapat berupa :
a.    Wawancara, adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan klien dan pada saat kapan ia memerlukan bantuan.
b.    Bimbingan secara berkelompok (group guidance), yaitu cara pengungkapan jiwa atau batin serta pembinaanya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar, atau dinamka kelompok dan sebagainya.
c.     Psikoanalitis atau penganalisahan jiwa. Metode ini berasal dari teori psikoalisa Freud yang dipergunakan untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan terutama perasaan yang tidak disadari. Untuk memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan klien tersebut diperlukan metode psikoanalisis, yaitu menganalisis tingkah laku baik melalui mimpi atau tingkah laku yang serba salah tersebut dengan menitikberatkan pada perhatian berulang.
d.    Cara yang tidak mengarah. Cara ini adalah untuk mengungkapkan segala perasaan dan pikiran yang tertekan sehingga menjadi penghambat klien. Metode ini dibagi menjadi 2, yaitu : 1) memusatkan pada klien, 2) metode pendidikan.
e.    Cara yang mengarah. Metode ini lebih bersifat mengarahkan klien untuk berusaha mengatasi kesulitan yang dialaminya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan akan tercapai dengan berhasil, jika konselor memahami semua aspek-aspek yang harus dipahami sebelum ia memberikan penyuluhan kepada orang yang di suluh. Tidak hanya dengan cara memahami aspek-aspeknya saja, tetapi juga sangat diperlukan kerjasama dan pembinaan pengertian dari penyuluh maupun klien, paling tidak diperlukan keterlibatan secara simultan antar semua pihak. Pada saat penyuluhan juga tidak sedikit dibutuhkan penyediaan fasilitas dan dana yang perlu diadakan secara memadai.

Daftar Pustaka
Arifin, H M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta : PT Golden Terayon Press.
Saam, Zulfan. 2013. Psikologi Konseling. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Syam, Nina W. 2011. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.


 

KUMPULAN MAKALAH KULIAH Template by Ipietoon Cute Blog Design